output_0fyRz3

Artikel Madani

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Niat baik yang tulus menjadi pintu gerbang kebaikan. Menjadi modal utama seseorang menegakkan ketaatan. Tempatnya ada di hati. Bentuknya, kuatnya tekad untuk mengerjakan aktifitas yang hasanah (baik).

Allah mengistimewakan niat baik ini dengan tetap memberikan pahala atas amal shalih yang ingin dijalankan seseorang, walaupun ia tak sampai mengerjakannya karena adanya sebab yang menghalanginya. Namun dengan keberadaan niat baik yang tulus itu, tekad, dan usaha untuk merealisasikan amal tersebut, maka Allah memberikan pahala untuknya.

Diriwayatkan dari Abu Kabsyah al-Anmari Radhiyallahu ‘Anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Sesungguhnya dunia ini hanya milik empat golongan saja: (1) Seorang hamba yang dikaruniai harta dan ilmu kemudian ia bertakwa kepada Rabb-nya, menyambung silaturrahim dan mengetahui hak-hak Allah, inilah kedudukan yang paling mulia.

(2) Seorang hamba yang dikaruniai ilmu tapi tidak dikaruniai harta, kemudian dengan niat yang tulus ia berkata: ‘Jika seandainya aku mempunyai harta, maka aku akan beramal seperti amalannya si fulan itu.’ Dengan niat seperti ini, maka pahala keduanya sama.

(3) Seorang hamba yang dikaruniai harta namun tidak diberi ilmu, lalu ia membelanjakan hartanya secara serampangan tanpa dasar ilmu, ia tidak bertakwa kepada Rabbnya, tidak menyambung silaturrahim, dan tidak mengetahui hak-hak Allah, maka ia berada pada kedudukan paling rendah.

(4) Dan seorang hamba yang tidak dikaruniai harta dan juga ilmu oleh Allah Ta’ala, lantas ia berkata: ‘Kalau seandainya aku memiliki harta, niscaya aku akan berbuat seperti yang dilakukan si Fulan.’ Maka ia dengan niatnya itu, menjadikan dosa keduanya sama.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan al-Tirmidzi)

Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam hadits yang diriwayatkan dari Rabb-Nya ‘Azza wa Jalla, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ

Sesungguhnya Allâh menulis kebaikan-kebaikan dan kesalahan-kesalahan kemudian menjelaskannya. Barangsiapa berniat melakukan kebaikan namun dia tidak (jadi) melakukannya, Allâh tetap menuliskanya sebagai satu kebaikan sempurna di sisi-Nya. Jika ia berniat berbuat kebaikan kemudian mengerjakannya, maka Allâh menulisnya di sisi-Nya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat sampai kelipatan yang banyak.” (HR. Al-Bukhâri dan Muslim)

Ini merupakan bagian dari perniagaan yang sangat menguntungkan yang telah Allah mudahkan untuk kita. Hendaknya kita semangat mengusahakannya. Kita perbaharui niat agar senantiasa dalam kebaikan, lalu hadirkan tekad untuk serius merealisasikannya. Kita hadapkan niat ini kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk memperbanyak ibadah, beramal sholeh, bersedekah, bertaubat, dan semisalnya. Wallahu A’lam. [AM/madanitv.net]

  • Penulis: Abu Misykah

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.