Doa dalam Kondisi Darurat Diijabah dengan Cepat
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Doa yang dipanjatkan kepada Allah dalam kondisi darurat akan diijabah dengan cepat; seperti yang terombang-ambing di lautan, saat terancam, dan semisalnya. Ini seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
أَمْ مَنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ
“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya dan dan yang menghilangkan kesusahan.” (QS. Al-Naml: 62)
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا
“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia. Maka tatkala Dia menyelamatkan Kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al-Isra’: 67)
Sementara doa seorang mukmin dalam kondisi lapang dan tidak mendesak –biasanya- ditangguhkan kepada waktu yang tepat. Bahkan tertundanya pengabulan doa –hakikatnya- sinyal kebaikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena Dia suka mendengar doa hamba tersebut.
Hikmah lainnya dari ditangguhkannya doa, karena Allah menginginkan hamba tadi semakin banyak pahala dengan ia selalu berdoa kepada-Nya. Karena doa adalah ibadah. Siapa berdoa, dia sedang melakukan ibadah. Siapa beribadah maka akan diberi pahala atas ibadahnya tersebut.
Berbeda dengan permintaan (dari urusan dunia) yang langsung dikabulkan, penjelasan Imam al-Baghawi di tafsirnya atas QS. Al-Baqarah: 186,
ويعجل إعطاء من لا يحبه لأنه يبغض صوته
“Dan Allah segera memberi (permintaan) orang yang tidak disukai-Nya karena Allah membenci suaranya (rengekannya).”
Bagi seorang mukmin harus yakin bahwa Allah tidak akan mengecewakan doa hamba-Nya. Jika doa tersebut sesuai qadha’ dan mendatangkan kebaikan untuknya, maka Dia akan segera mengabulkan permintaannya. Jika Allah tidak mentakdirkan isi permintaannya, Allah simpan pahalanya di akhirat atau Allah hindarkan keburukan semisalnya dari dirinya.
Saat Allah perintahkan berdoa kepada hamba, maka Dia berkehendak mengabulkan doanya dan memberi permintaannya. Jangan putus asa. Dia maha tahu waktu tepat untuk mengabulkan doa.
Sesungguhnya berdoa lebih mulia dari materi yang diminta dalam doa. Berdoa termasuk ibadah. Terkadang, Allah tunda pengabulan doa supaya hamba semakin banyak berdoa kepada-Nya, karena Allah suka mendengar rintihan doa hamba tadi dan Allah ingin memberi pahala lebih banyak untuknya.
Allah menginginkan ibadah dari kita. Dia suka kalau kita berdoa kepada-Nya dan memperbanyak doa. Sementara kita –umumnya- lebih suka kepada hasil doa yang berisi kebutuhan dan kemashlahatan diri kita.
Maka pasang 2 terget dalam berdoa; Pertama, sebagai ibadah yang Allah sukai. Kedua, mendapat kebaikan dari Allah.
Jika demikian kita tidak akan pernah berputus asa dalam berdoa kepada Allah. Jika lama permintaan tak dikabulkan, kita husnudzan kepada Allah, Dia sedang memberi kesempatan untuk lebih banyak ibadah kepada-Nya.
Namun perlu diingat, ini hanya berlaku dalam kondisi yang tidak mendesak. Jika dalam kondisi mendesak, maka Allah akan segera kabulkan doa hamba. Contohnya, doa Nabi Musa saat terdesak dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, maka Allah segera kabulkan doa Nabi Musa sehingga laut terbelah dan Musa luput dari kejaran musuh Allah.
Begitu juga kisah Nabi Ibrahim saat akan dibakar. Beliau merasa tidak ada yang bisa menyemalatkannya kecuali pertolongan Allah, maka beliau berdoa kepada-Nya dan Allah segera mengabulkan doanya.
Dapatkan penjelasan yang menarik dari bahasan doa ini dalam “Kajian Tafsir QS. Al-Maidah: 26” yang berisi pengabulan doa Nabi Musa bersama Ustadz Syariful Mahya Lubis. Simak sampai habis, semoga Allah tambahkan ilmu manfaat bagi Anda!. Wallahu A’lam. [AM/madanitv.net]
Mhn minta do:anya utk bisa memdapatkam pertolongan kepada allah dlm waktu yh sangat mendesak
sangat menarik artikelnya terimakasih