Amal-amal Saat Terjadi Gerhana
Oleh: Abu Misykah
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bagi seorang muslim, wajib meyakini bahwa alam raya tidak berjalan dengan sendirinya. Ada Dzat, Maha Kuasa yang megaturnya. Sehingga dalam melihat berbagai perubahan di alam raya, ia tak menilainya semata fenomena alam semata. Tapi lebih dari itu, ada Tuhan yang memerintahkan dan menghendakinya. Tentu dengan hikmah yang diinginkan oleh-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَمِنْ آَيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja beribadah.” (QS. Fushshilat: 37)
Karena itu, menyikapi gerhana matahari atau bulan, bukan hanya dijadikan sebagai keta’ajuban akan fenomena alam sehingga dijadikan sebagai media rekreasi semata. Tapi seharusnya ditumbuhkan keimanan terhadap ke-Mahakuasa-Nya. Dibuktikan dalam bentuk amal-amal shaleh; berupa mendirikan shalat, berdizkir, berdoa, beristighfar, bershadaqah, dan amal shaleh lainnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
إِنَّ اَلشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اَللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا, فَادْعُوا اَللَّهَ وَصَلُّوا, حَتَّى تَنْكَشِفَ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Maka jika kalian melihatnya bersegeralah berdoa kepada Allah dan shalat sehingga kembali terang.” (Muttafaq ‘alaih)
Dalam redaksi lain,
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادَهُ فَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْهَا شَيْئًا فَافْزَعُوا إِلَى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ
“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang dan tidak pula karena hidupnya seseorang. Tapi, Allah Ta’ala menakut-nakuti hamba-Nya dengan gerhana itu. Apabila kalian menyaksikan gerhana, bersegeralah berzikir kepada Allah, berdoa dan mohon ampun kepada-Nya” (Muttafaq ‘Alaih)
فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
“Maka apabila kalian menyaksikan gerhana bersegeralah berdoa kepada Allah, bertakbir, shalat, dan bersedekah.” (Muttafaq ‘Alaih)
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan berkata, “pernah terjadi gernaha matahari pada zaman Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau bergegas ke masjid. Menggelar kainnya dan mengimami shalat. Beliau menyampaikan kepada hadirin: sesungguhnya gerhana adalah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah menakut-nakuti para hamba-Nya dengan gerhana itu. Karena boleh jadi gerhana menjadi sebab turunnya adzab kepada manusia. Beliau memerintahkan perkara yang bisa menghilangkannya. Beliau memerintahkan shalat saat terjadinya, berdoa, beristighfar, bersedekah, membebaskan budak, dan amal-ama shalih lainnya; sehingga gerhana selesai.” (Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi: I/281)
Beliau melanjutkan, “dalam peristiwa gerhana matahari sebagai peringatan bagi manusia dan sarana menakut-nakuti mereka agar mereka kembali kepada Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya.” (Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi: I/282)
Penutup
Saat terjadi gerhana matahari hendaknya para hamba banyak mengingat Allah dan tidak lalai dari-Nya sehingga waktunya dihabiskan untuk bergembira ria.
Gerhana adalah peringatan dari Allah dan sinyal akan turunnya adzab kepada manusia akibat dosa-dosa mereka. Maka bersegera melaksanakan amal-amal yang bisa mencegah turunnya adzab terebut; seperti shalat, bersedekah, membaca takbir, memperbanyak zikir, istighfar, dan berdoa; serta amal-amal shalih lainnya. Wallahu A’lam. [AM/madanitv.net]
Komentar Terakhir