output_0fyRz3

Artikel Madani

Oleh: Abu Misykah

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam atas Rasulullah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Al-Qur’an banyak menyingkap kebobrokan Ahlu Kitab, khususnya Yahudi yang dimurkai Allah. Mengingatkan umat Islam akan bahaya mereka. Juga peringatan bagi umat akhir zaman ini agar tidak meniru kebiasaan buruk mereka yang membuat mereka dimurkai. Jika umat ini melakukan perbuatan buruk mereka, maka umat ini akan dimurkai sebagaimana mereka dimurkai.

Salah satu kebiasaan buruk Yahudi yang diabadikan Al-Qur’an adalah akhlak buruk mereka terhadap utusan Allah yang datang kepada mereka, mengajak mereka kepada keimanan. Mereka menyudutkan pembawa kebenaran dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol untuk mempermalukan dan melemahkan pembawa kebenaran.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَسْأَلُكَ أَهْلُ الْكِتَابِ أَنْ تُنَزِّلَ عَلَيْهِمْ كِتَابًا مِنَ السَّمَاءِ

Ahli Kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah Kitab dari langit.” (QS. Al-Nisa’: 153)

Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan, Yahudi minta kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar menurunkan kitab yang tertulis dari langit sebagaimana kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa dalam keadaan tertulis.

Pendapat lain, mereka meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam agar diturunkan lembaran-lembaran tertulis dari Allah yang ditujukan kepada si fulan dan si fulan, untuk membuktikan kebenaran yang dibawa oleh beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada mereka.

Pertanyaan yang mereka ajukan ini tidak lain sebagai penentangan, keingkaran, kekufuran, dan pendustaan mereka kepada beliau. Mereka sengaja menolak kebenaran yang disampaikan utusan Allah dengan mencari-cari alasan. Padahal mereka telah mengetahui kebenaran tersebut dengan bukti-bukti nyata. Intinya, mereka tidak menginginkan kebenaran dari pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.

Maka kebiasaan buruk Yahudi adalah jika mereka bertanya kepada pembawa kebenaran, itu bukan untuk mengikuti kebenaran, tapi untuk menyudutkan pembawa kebenaran tersebut. Padahal seharusnya bertanya itu menjadi gerbang ilmu; bertanya untuk dapat ilmu, mendapatkan jawaban kebenaran.

Hendaknya karakter buruk ahli kitab ini ditinggalkan oleh umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Jika bertanya, bertanya yang sesungguhnya untuk mendapatkan ilmu.

Simak penjelasan tafsir QS. Al-Nisa’: 153 yang menyingkap perilaku buruk Ahlu Kitab dari kalangan Yahudi bersama Ust. Syariful Mahya Lubis, MA, di madanitv.net dengan judul: Menyingkap Kebiasaan Buruk Ahlu Kitab. [AM/madanitv.net]

Leave A Comment

Please enter your name. Please enter an valid email address. Please enter message.