Pembinaan Tokoh Masyarakat Muallaf Maluku
DESKRIPSI VIDEO
Masyarakat Maluku yang mengikrarkan kalimat syahadat semakin hari semakin meningkat. Jumlahnya mencapai ribuan orang yang tersebar di berbagai kota dan pulau di Maluku.
Pasca menjadi muallaf bukan berarti masalah selesai dan misi dakwah sudah final. Sebaliknya, tanggung jawab dakwah semakin besar. Para muallaf harus dikuatkan akidahnya untuk menghadapi gerakan “Mencari Domba yang Hilang” para misionaris.
“Sudah ada 300 lebih yang murtad kembali ke agama semula,” tutur Ustadz Dr. Ahmad Annuri, Koordinator Pembinaan Tokoh Masyarakat Muallaf wilayah Maluku.
Bimbingan cara ibadah yang benar, muamalah syar’iyah, dan akhlak islami menjadi satu pekerjaan panjang yang segera dilaksanakan. Namun katerbatasan sarana belajar intensif dan minimnya jumlah dai di tengah-tengah mereka menjadi satu persoalan yang mendesak diselesaikan.
Menurut Ketua bidang Kaderisasi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Pusat ini, Sampai sekarang belum banyak pihak yang memberikan perhatian intensif membina keimanan dan keislaman para mu’alaf wilayah Indonesia timur ini. Padahal, gerakan pemurtadan sangat gencar dilancarkan ke mereka.
Menjaga keimanan para muallaf ini, Ustadz Annuri dengan tim menyelenggarakan pendidikan kilat pembinaan Masyarakat Muallaf selama 20 Hari. Sebanyak 32 tokoh perwakilan kampung Muallaf mengikuti kegiatan ‘pesantren kilat’ ini.
Kegiatan dengan tema “Tokoh Masyarakat Muallaf Penopang Dakwah dan Benteng Akidah” ini berlangsung dari hari Sabtu 20 Juni 2015 hingga 10 Juli 2015.
Bertempat di Pondok Pesantren Al-Anshor, Kebon Cengkeh, Kota Ambon, para peserta tampak khidmat mengikuti berbagai kegiatan pembinaan.
Seluruh transportasi dan akomodasi ditanggung Pondok Pesantren Islam Al Anshor atas dukungan dari para muhsinin.
Para tokoh mualaf tinggal di asrama dengan fasilitas seadanya untuk mengikuti berbagai kegiatan pembinaan. Bukan hanya kuliah agama, para peserta dibekali dengan life skill seperti bercocok tanam dan beternak; serta pelatihan usaha untuk memperdayakan ekonomi masyarakat di daerahnya masing-masing.
Menguatkan mental para muallaf, Direktur Ma’had Al-Anshar, Ustadz H. Abu Imam Rumbara mengundang dai dan ulama mantan muallaf, seperti Ust Ihsan Mokoginta, ust Bernard Abdul Jabar, dan lainnya.
Pembinaan memondokkan para tokoh Muallaf ini dinilai lebih efektif dan efisien. Pasca mengikuti pelatihan ini, Para tokoh akan menjadi juru dakwah paling depan di wilayahnya. Atau ketika datang utusan dai ke kampung mereka, para tokoh yang sudah memahami urgensi dakwah akan menjadi pendamping para dai melaksanakan tugasnya.
Data yang yang ke lembaga pembinaan masyarakat Muallaf, ada 800 muallaf yang belum terbina baik di Pulau Tual, Maluku Tenggara. Di pulau Seram, hampir 4000 muallaf yang sangat membutuhkan bimbingan dan pembinaan.
Pembinaan para mualaf di kepulauan Maluku telah dijalankan Ust. Dr. Ahmad Annuri, MA bersama tokoh ulama Ambon Ust. H. Abu Imam Rumbara SPd.I. Berkat dukungan para muhsinin dari berbagai pihak, kunjungan dakwah ke pelosok-pelosok kampung di Maluku dapat dilaksanakan.
Bukan hanya ceramah yang disampaikan ke para muallaf tersebut, Ust Annuri dengan tim juga membagikan Al-Qur’an, peralatan shalat seperti baju muslim, sarung, mukena dan sajadah; buku-buku tuntunan wudu’ dan shalat, buku-buku hadits yang dibawa langsung dari Jakarta.
Kegiatan ini sudah di lakukan lebih dari 5 tahun sejak paska konflik Maluku.
Persoalan dan tantangan dakwah yang sangat kompleks membutuhkan dukungan dan kerjasama seluruh kaum muslimin. Sesungguhnya dakwah merupakan tanggung jawab seluruh umat, sudah seharusnya seluruh komponen umat Islam ikut memikirkan dakwah para muallaf di Indonesia bagian Timur ini. [AM/madanitv.net]
Alhamdulillah, semoga pak ustadz Ahmad Annuri selalu diberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan misi dakwah ini, sehingga penduduk Maluku dan sekitarnya semakin banyak yg hijrah ke aqidah yg benar dan diridhoi Allah SWT. Amin.