Tersenyumlah, Karena Tersenyum Adalah Sunnah
Oleh: Abu Misykah
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu ‘Alaihi Wasallam- keluarga dan para sahabatnya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah manusia paling mulia, paling tinggi kedudukannya, dan paling lapang dada terhadap para sahabatnya. Beliau mengikat simpati dan kecintaan para sahabatnya dengan senyuman di wajahnya dan kelembutan di tutur katanya.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Hindun bin Abi Haalah berkata tentang akhlak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Wajah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selalu ceria, akhlaknya enak dan orangnya mudah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sesungguhnya tersenyum kepada saudara kita adalah salah satu sebab menumbuhkan simpati dan kecintaan dalam dirinya. Senyuman kita menyuntikkan rasa bahagia ke hatinya. Ini termasuk sunnah nabawiyah dan wasilah dakwah.
Diriwayatkan dari Abdullah bin al-Harits bin Jaz-i berkata,
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku tidak pernah melihat orang yang lebih banya tersenyum daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” (HR. Ahmad dan dihassankan Syaikh al-Arnauth)
Dalam Shahih Al-Bukhari, dari Jarir bin Abdillah al-Bajali Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Tidaklah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihatku sejak aku masuk Islam kecuali beliau tersenyum kepadaku.”
Aisyah Radhiyallahu ‘Anha pernah ditanya tentang akhlak Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat berada di rumahnya. Ummul Mukminin menjawab,
كَانَ أَلْيَنَ النَّاسِ وَأَكْرَمَ النَّاسِ وَكَانَ رَجُلا مِنْ رِجَالِكُمْ إِلا أَنَّهُ كَانَ ضَحَّاكًا بَسَّامًا
“Beliau adalah orang yang paling lembut dan ringan tangan. Beliau adalah seorang suami seperti suami-suami kalian hanya saja beliau senang tertawa dan tersenyum.” (Makarim al-Akhlak milik Ibnu Abdid Dunya, 397)
Agar umatnya semangat menghidupkan umat ini, Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jadikan tersenyum kepada saudara seiman sebagai sedekah.
Dari Abu Dzar Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyummu kepada saudaramu menjadi shodaqoh bagimu.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan Syaikh Al-Albani)
Dalam hadits lain, beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
لَا تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Janganlah sekali-kali kebaikan sekecil apapun itu, walau engkau bertemu saudaramu dengan wajah berseri (menyenangkan).” (HR. Muslim) Yaitu berjumpa saudara mukmin sambil tersenyum dengan wajah berseri, menyenangkan, dan mengandung simpati kepadanya.
Inilah akhlah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Sudahkah kita menghidupkan sunnah yang mulia ini?. [AM/madanitv.net]
Komentar Terakhir